Jumat, 11 Mei 2012

Ini dia Perangkat yang Seharusnya Selamatkan Sukhoi


[QUOTE][/QUOTE]
Ketika terjadi kecelakaan, perangkat yang dapat mempercepat deteksi lokasi untuk tindak penyelamatan ada di dalam badan pesawat. Emergency Locator Transmitter (ELT) pesawat malang Sukhoi Superjet 100 malah tidak memberikan kabar. 

ELT merupakan perangkat kompak yang dapat digunakan dalam mengantar transmisi radio pada pesawat untuk memberikan lokasi akurat dan waktu operasi penyelamatan yang dibutuhkan saat darurat. 

Organisasi penyelamatan SAR (Search and Rescue) dunia, COSPAS-SARSAT meluncurkan sistem ini di Kanada, Perancis, Rusia, dan Amerika Serikat pada 1979. COSPAS dalam bahasa Rusia berarti sistem udara untuk pencarian kapal saat darurat. SARSAT merupakan singkatan yang berarti Pencarian dan Penyelamatan dengan Pelacakan Menggunakan Bantuan Satelit. 

Sistem SAR ini berbasis satelit internasional yang siap siang maupun malam sepanjang tahun. Deteksi cepat dan pencarian lokasi untuk pesawat jatuh menggunakan ELT, kapal dengan EPIRB, dan korban yang mengaktifkan PLB dapat terlaksana dengan mengorbit satelit pada sistem ini. 

Operasional

Pada kondisi darurat, aktivasi sinyal akan ditangkap oleh satelit. Lokasi kecelakaan dapat ditunjukkan kurang dari 6 jam pada kondisi terburuk. Pembaruan lokasi dapat diatur hingga tiap dua jam. 

Terminal lokal pengguna (LUT) di seluruh dunia secara otomatis akan mengirim sinyal ke satelit. Peringatan akan diberikan kepada Pusat Misi Kontrol (MCC) di negara yang mengoperasikan LUT. Ketika pesan diterima salah satu Orbit Bumi Tingkat Rendah (LEOSAR), alat ini akan mencakup pergeseran hitungan posisi lokasi yang memancarkan sinyal darurat. 

Alarm akan diterima sinkronisasi geografis (GEOSAR) yang memberikan pesan instan dan memuat lokasi kecelakaan hanya apabila sinyal dipancarkan oleh tipe perangkat yang dapat memancarkan transmisi sendiri. Setelah proses validasi dari rambu 406 MHz, peringatan akan diteruskan ke MCC lain atau Pusat Kordinasi Penyelamatan (RCC). 

Realisasi pencarian dan penyelamatan di sebagian besar negara dilakukan oleh sumber daya sipil dan militer yang ditunjuk. Di Indonesia, tindak penyelamatan korban Sukhoi Superjet 100 bukan berdasarkan bantuan ELT. Perangkat yang seharusnya menyelamatkan, malah tidak memberikan petunjuk saat kecelakaan. 

ELT yang digunakan untuk kepentingan penerbangan harus mendapat sertifikasi tahan benturan dan kondisi pesawat jatuh. Alat ini pun harus tahan panas.
Menurut laman Rwsi.org, ketahanan ELT terhadap goncangan gravitasi harus berkisar 100-500 G. Alat ini juga harus tahan kepungan air dan rentang suhu ekstrem dari -20 derajat hingga 55 derajat selama lebih dari 48 jam. 

Desain

ELT memiliki bobot kisaran 2 kg. Transmiter seharusnya dapat aktif secara otomatis ketika pesawat jatuh atau manual dengan menekan tombol pada transmiter atau panel remote di kokpit. 

Transmiter dirancang untuk mengirim sinyal pada semua frekuensi marabahaya (121,5 MHz, 243 MHz, dan 406 MHz). Frekuensi dasar darurat pada 121,5 dan 243 MHz digunakan untuk tindakan final penyelamatan saja. 

Menurut catatan yang dilansir dari laman Rcaf-arc.forces.gc.ca, sebagian besar rekaman pesawat yang diklaim tidak bisa dipulihkan bukan karena jatuh ke air. Juru bicara Boeing medio 2009 mengatakan lebih banyak kerusakan parah pada perangkat terjadi pada daerah yang lebih tidak ramah seperti puncak gunung. 

[QUOTE][/QUOTE]

Sistem SAR generasi mendatang sudah mulai dikerjakan. Dengan menggunakan fasilitas sistem satelit navigasi global (GNSS), masa depan metode pencarian dan penyelamatan orbit menengah (MEOSAR) dimaksudkan untuk memberikan kemampuan pencarian lokasi dengan radio (RLS) untuk rambu penanda bahaya yang kompatibel. Sistem ini diharapkan dapat mencapai kemampuan operasional pada 2015. Pada 2018, sistem ini ditargetkan sudah dapat diterapkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar